Gedung Jamiatul Mudzakirin Yarju Rohmatulloh

Gedung Jamiatul Mudzakirin Yarju Rohmatulloh
Pesanteren Majma'al Bahrain Shiddiqiyyah. Losari-Ploso-Jombang

PERSAUDARAAN CINTA TANAH AIR INDONESIA

PERSAUDARAAN CINTA TANAH AIR INDONESIA
MANUNGGAL KEIMANAN & KEMANUSIAAN

Jumat, 31 Desember 2010

T a h u n b a r u y a n g l a m a

Detik berlari, menit jalan cepat, jam berjalan, hari berjalan lambat, minggu, bulan dan tahun juga tak ketinggalan. Akankah waktu itu bersamaku selalu.?


Nabi Nuh yang berusia seribu tahun lebih, menjawab bahwa "umurku tidak ada satu menitnya waktu bumi ini.!". Umur bumi yang bermilyar-milyar tahunlah yang dijadikan pembanding.
Sedangkan kita nanti di akherat akan melanjutkan pindah alam. Disana kita akan hidup lagi bermilyar-milyar tahun lagi, tanpa batas sampai kapan.
Saat di sini kita punya tahun dan usia di dunia, tapi nanti kita tidak punya batas umur.
Didunia ini kita punya kesempatan untuk berjuang dan beribadah, tapi.....
disana kita tak akan menemukan itu.
Tahun 1432 Hijriyyah, tahun 2011 Masehi hanyalah pengingat kita bahwa waktu itu terus berjalan. Jangan kalah
MARI KITA BERLOMBA DALAM KEBAIKAN.
Sesungguhnya bersaing dan berlumba-lumba untuk mendapatkan kebaikan dan melakukan amal soleh adalah diperintahkan. Karena itu, hendaknya setiap manusia di zaman ini meniru para pendahulu mereka untuk selalu berlumba-lumba guna mendapatkan kebaikan dan untuk beramal soleh. Alloh Ta’ala berfirman,

وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آَتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ
“Tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” (QS. Al-Maidah: 48).

Tahunnya saja yang baru, tapi kita masih pakai cara lama. tidak mau menggunakan cara baru dalam berlomba-lomba dalam kebaikan.

Selamat tahun baru, tahunnya saja yang selamat. Tapi kita tidak mau diajak selamat seperti petunjuk dari Sang pembuat pengatur waktu. R U G I

Kamis, 30 Desember 2010

Taman Buah Hati Yang Selamat

Dari mata turun kehati.
dalam hati terus tumbuh dan berbuah, namanya buah hati.
Sedang yang turun dari mata adalah rasa kasih sayang atau rohman rohiem,
Sumber kasih dan sayang adalah Alloh Ta'alla, dengan bahasa kita diistilahkan
C I N T A

Dalam berumah tangga tentunya seorang anak wajiblah dididik yang benar.
Sudah pasti itu....!
Tapi... ada seorang anak yang tidak menemukan keselamatan di akhir hidupnya.
si anak itu merugi dan tertipu oleh dunia dan penggoda hidup.
Mengapa.... bisa terjadi.?
Pendidikan itu jawabannya.
Anak yang dididik dengan:
1. Ilmu keTuhanan atau keimanan yang kuat. Bukan hanya diserahkan kesekolah melalui
guru agama saja, jangan percaya itu.! Waspada.
2. Ilmu akhlak budi pekerti luhur atau kemanusian yang sejati. Saat ini di abat
ini telah terbuka tabir dunia, semua serba maju (teknologi, komunikasi,
pengetahuan, transportasi, kesehatan dan ilmu)
Tapi ketahuilah dan sadarlah telah terjadi kemunduran yang hebat yaitu
KEMUNDURAN KEMANUSIAAN, rasa kemanusian mundur. Banyak manusia yang tidak bisa
menjaga martabatnya sebagai manusia, dan manusia itu kenyataannya lebih rendah
dari hayawan. (asusila, korupsi, penyiksaan dll)
3. Rasa cinta terhadap tanah air.
Ingat cinta tanah air bagian dari iman. Dan iman itu pokok pangkalnya agama.

Apabila seorang buah hati diberi tiga bekal pendidikan seperti diatas, niscaya dan yakin buah hati itu akan selamat, dan bila banyak buah hati yang selamat akan terbentuk
TAMAN BUAH HATI YANG SELAMAT.
“BUSTAN TSAMROTUL QOLBIS SALIM”

Sabtu, 25 Desember 2010

Kesanggupan dan Ketidak sanggupan yang harus dipilih

Shiddiqiyyah
Delapan) Kesanggupan Thoriqoh Shiddiqiyyah






1. Sanggup Taat Kepada Alloh Ta'ala, Bakti Kepada Allah Ta'ala.

"Yaa ayyuhalladzina ‘aamanu athiulloha wa athi’ur rosuula" ( QS.An Nisa’:59 ).
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, Taatlah kamu kepada ALLOH dan kepada ROSUL-ROSUL.

Taat Kepada Alloh : Melaksanakan apa-apa yang diperintah oleh ALLOH TA’ALA dan menjauhi yang dilarang oleh ALLOH TA’ALA.
Taat Kepada Rosululloh : Melaksanakan apa-apa yang diperintah oleh ROSULULLOH dan menjauhi apa-apa yang dilarang oleh ROSULULLOH.
Kesemua hal tersebut menurut kemampuan kita masing-masing.


2. Sanggup Taat Kepada Rosululloh, Bakti Kepada Rosululloh.

"Yaa ayyuhalladzina ‘aamanu athiulloha wa athi’ur rosuula" ( QS.An Nisa’:59 ).
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, Taatlah kamu kepada ALLOH dan kepada ROSUL-ROSUL.

Taat Kepada Alloh : Melaksanakan apa-apa yang diperintah oleh ALLOH TA’ALA dan menjauhi yang dilarang oleh ALLOH TA’ALA.
Taat Kepada Rosululloh : Melaksanakan apa-apa yang diperintah oleh ROSULULLOH dan menjauhi apa-apa yang dilarang oleh ROSULULLOH.
Kesemua hal tersebut menurut kemampuan kita masing-masing.


3. Sanggup Taat Bakti Kepada Orang Tua ( Ibu – Bapak ).

Alloh berfirman : "Anisykurli Waliwaalidaika Ilayal Masyir " (QS: Luqman :14).
Artinya :
Hendaklah beryukur kepada KU dan kepada dua orang IBU-BAPAKMU, hanya kepada KU lah kembalimu.

a. Kita wajib bersyukur kepada ALLOH TA’ALA karena ALLOH TA’ALA yang menciptakan wujud kita, yang menciptakan orang-orang tua kita, yang menciptakan alam yang menjadi kebutuhan-kebutuhan hidup kita, yang menciptakan petunjuk-petunjuk untuk jalan keselamatan hidup kita di dunia sampai akhirat. Oleh sebab itu wajib kita bersyukur.

b. Dan wajib syukur kepada orang tua kita terutama kepada Ibu kita, terutama kepada Ibu kita, terutama kepada Ibu kita. Karena orang tua kita itulah yang dijadikan jalan oleh ALLOH TA’ALA, kita wujud di dunia ini.

INGATLAH KESUSAHAN IBU KITA :

• Susah payah waktu mengandung kita selama 9 bulan 10 hari.
• Susah payah waktu melahirkan kita.
• Susah payah menjaga diri kita setelah kita lahir sampai dewasa.

Oleh sebab itu, Wajib syukur kepada orangtua kita meskipun orang tua kita bersifat kufur, dholim, musyrik, apalagi mukmin.
Kita wajib membenci sifat kufur, dholim, syirik akan tetapi janganlah membenci kepada orang yang memiliki sifat-sifat tersebut.
SYUKUR kepada orang tua kita, merupakan bakti kita kepada orang tua :

• Hendaklah menjaga sopan santun perkataan,tingkah laku kepada orang tua.
• Janganlah berkata keras, janganlah berkata tidak sopan.
• Cintailah orang tua.
• Bantulah orang tua dengan pikiran,jiwa,tenaga,harta benda.
• Ikutilah perintahnya,asal tidak bertentangan dengan perintah ALLAH.
• Bila kita diperintah syirik,janganlah diikuti. Akan tetapi wajiblah bersikap baik kepada orang tua.
• Ingatlah !
Syukur kepada orang tua itu perintah ALLAH. Apabila kita tidak bersyukur kepada orang tua, artinya kita menentang perintah ALLAH.
• Apabila orang tua kita telah meninggal, doakan ruhnya. Mudah-mudahan mendapatkan rahmat ALLAH.
Peliharalah makamnya baik-baik.



4. Sanggup Bakti Kepada Sesama Manusia.

Alloh Berfirman :
"WA AHSIN KAMAA AHSANALLOHU ILAIKA WALA TABGHIL FASADA FIL ARDLI INNALLOHA LAA YUHIBBUL MUHSIDIEN" (Al Qoshosh :17)
Berbuat baiklah kamu sebagaimana ALLAH telah berbuat baik kepadamu dan janganlah membuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya ALLAH TA'ALA tidak suka kepada orang yang berbuat kerusakan.

QOLA ROSULULLOHI SHOLLALLOHU ALAIHI WASALLAM : " MAN LAM YASYKURINNAASA LAM YASYKURILLAH." (An Abi Sa’iid rowahu Ahmad, wa Turmudzi –Jamius Shoghir / mim/ 314). Artinya :
Bersabda Rosululloh SAW : Barang siapa yang tidak syukur kepada manusia, berarti tidak syukur kepada ALLAH. Bakti kepada manusia itulah syukur kepada manusia.

Ingatlah kita setiap hari menerima kebaikan dari masyarakat. Oleh Karena Itu:
Berbuat baiklah kepada masyarakat dengan perkataan, pikiran, hati dan harta benda.
Ingatlah kita hidup bersama-sama masyarakat.
Sadarlah bahwa kebutuhan hidup kita dalam setiap harinya dipenuhi oleh masyarakat.



5. Sanggup Bakti Kepada Negara Republik Indonesia (Untuk warga negara Indonesia).

Pada tanggal 18 Agustus 1945, telah berdiri Negara Republik Indonesia yang berdasarkan :
• Pancasila
• Undang-Undang Dasar 1945

Tujuan Negara Republik Indonesia didirikan oleh bangsa Indonesia:
• Untuk melindungi segenap bangsa Indonesia.
• Untuk melindungi seluruh tumpah darah Indonesia.
• Untuk memajukan kesejahteraan umum.
• Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
• Untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan: Kemerdekaan, Perdamaian abadi dan Keadilan sosial.

Bagaimanakah jadinya kalau kita tidak memiliki negara, pastilah tidak ada yang melindungi bangsa, tak ada yang melindungi tanah air, tak ada yang memajukan kesejahteraan umum, tak ada yang mencerdaskan kehidupan bangsa dan tidak mungkin dapat ikut menertibkan dunia. Oleh sebab itu : Wajib Bakti kepada Negara kita.

Haruslah melaksanakan apa-apa yang telah ditentukan oleh negara. BAKTI KEPADA NEGARA , itulah syukur kita sebagai warga negara.
Alloh berfirman:
"WASYKURULLOH BALDATUN THOYYIBATUN WAROBBUN GHOFUUR" (QS.As Saba’:15)
Artinya : Hendaklah kamu beryukur kepada Nya (ALLOH), Negara baik dan Alloh Dzat yang Maha Pengampun.
SYUKUR kepada ALLOH TA’ALA yang dihubungkan dengan Negara adalah SYUKUR sebagai warga negara setelah SYUKUR sebagai manusia.


6. Sanggup Cinta Tanah Air Indonesia (Untuk warga negara Indonesia).

• TANAH AIR adalah tempat yang menerima kedatangan kita.
• Diri kita tersusun dari unsur Tanah dan Air.
• Tanahnya kita tempati dan Air-nya kita minum. Udaranya kita hirup, hasil buah-buahannya kita makan.

OLEH SEBAB itu : Kita haruslah cinta kepada Tanah Air.
Cinta Kepada Tanah Air adalah sebagian daripada iman.
Iman adalah pokok pangkal Agama.
Qola Rusululloh SAW : "HUBBUL WATHON MINAL IMAN"
Artinya: Sabda Rosululloh SAW : Cinta Tanah Air itu bagian dari Iman.

CINTA TANAH AIR, realisasinya adalah :
• Kita bangun sebaik-baiknya.
• Untuk Kebaikan bersama.
• Kita membelanya.


7. Sanggup Mengamalkan Thoriqoh Shiddqiiyyah.

QOLA ROSULULLOH SHOLLALLOHU ALAIHI WASALLAM : " MAN’AMILA BIMAA’ALIMA WAROTSAHULLOHU ILMA MAALAM YA’LAM" (Rowahu abu Na’im fil Hilliyatil Auliya’i.).
Artinya : Barang siapa mengamalkan suatu yang telah diketahui, ALLOH mewariskan sesuatu yang belum diketahui.

1. THORIQOH merupakan ILMU.
2. Apabila diamalkan akan berkembang baik.
3. Tanpa diamalkan tidak akan berbuah kebaikan.
4. Oleh sebab itu amalkanlah sebaik-baiknya.


8. Sanggup Menghargai Waktu

• Waktu kita itulah umur kita.
• Umur kita itulah pokok modal kita.
• Tiap-tiap nafas yang keluar dari kita adalah merupkan berlian-berlian ma’nawi.
• Janganlah berlian-berlian tersebut, kita buang percuma puluhan ribu tiap hari.
• Pergunakanlah modal berlian umur itu untuk perniagaan :
(1). AAMANU
(2). ‘AMILUSH SHOLIHAATI.
(3). TAWAASHOW BILHAQQI
(4). TAWAASHOW BISH SHOBRI.


(Diambil dari buku 8 kesanggupan menjadi warga thoriqoh Shiddiqiyyah susunan Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah: Kyai Moch Muhtar Mu’thi)










© 2005 - 2010 Shiddiqiyyah.org

Rabu, 24 November 2010

LAMBANG NEGARA INDONESIA




Atas Berkat Rahmat Alloh Yang Maha Kuasa

Kita sebagai bangsa Indonesia tentu sering melihat dan sangat mengenal gambar di samping ini. Namun apakah kita benar-benar mengenal gambar tersebut? Jika ditanya itu gambar apa, tentu kita bisa menjawabnya. Namun apakah kita bisa menjawab dengan benar apa nama gambar itu? Siapa perancang gambar itu? Bisakah anda menjelaskan secara detail lambang-lambang yang terkandung di dalamnya? Marilah kita mulai satu per satu.

Sekilas

Gambar di samping itu merupakan lambang negara Indonesia. Lambang negara berupa seekor Burung Garuda berwarna emas yang berkalungkan perisai yang di dalamnya bergambar simbol-simbol Pancasila, dan mencengkeram seutas pita putih yang bertuliskan “BHINNEKA TUNGGAL IKA”. Sesuai dengan desainnya, lambang tersebut bernama resmi Garuda Pancasila. Garuda merupakan nama burung itu sendiri, sedangkan Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang disimbolkan dalam gambar-gambar di dalam perisai yang dikalungkan itu. Nama resmi Garuda Pancasila yang tercantum dalam Pasal 36A, UUD 1945.

Sejarah

Perancangan lambang negara dimulai pada Desember 1949, beberapa hari setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat oleh Belanda. Kemudian pada tanggal 10 Januari 1950, dibentuklah Panitia Lencana Negara yang bertugas menyeleksi usulan lambang negara. Dari berbagai usul lambang negara yang diajukan ke panitia tersebut, rancangan karya Sultan Hamid II lah yang diterima. Sultan Hamid II (1913–1978) yang bernama lengkap Syarif Abdul Hamid Alkadrie merupakan sultan dari Kesultanan Pontianak, yang pernah menjabat sebagai Gubernur Daerah Istimewa Kalimantan Barat dan juga Menteri Negara Zonder Portofolio pada era Republik Indonesia Serikat.

Setelah disetujui, rancangan itupun disempurnakan sedikit demi sedikit atas usul Presiden Soekarno dan masukan berbagai organisasi lainnya, dan akhirnya pada bulan Maret 1950, jadilah lambang negara seperti yang kita kenal sekarang. Rancangan final lambang negara itupun akhirnya secara resmi diperkenalkan ke masyarakat dan mulai digunakan pada tanggal 17 Agustus 1950 dan disahkan penggunaannya pada 17 Oktober 1951 oleh Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Sukiman Wirjosandjojo melalui PP 66/1951, dan kemudian tata cara penggunaannya diatur melalui PP 43/1958.

Meskipun telah disahkan penggunaannya sejak tahun 1951, tidak ada nama resmi untuk lambang negara itu, sehingga muncul berbagai sebutan untuk lambang negara itu, seperti Garuda Pancasila, Burung Garuda, Lambang Garuda, Lambang Negara, atau hanya sekedar Garuda. Nama Garuda Pancasila baru disahkan secara resmi sebagai nama resmi lambang negara pada tanggal 18 Agustus 2000 oleh MPR melalui amandemen kedua UUD 1945.

Makna dan Arti Lambang

Garuda Pancasila terdiri atas tiga komponen utama, yakni Burung Garuda, perisai, dan pita putih.

Burung Garuda

Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari Mitologi Hindu yang berasal dari India dan berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke-6. Burung Garuda itu sendiri melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada burung garuda itu melambangkan kemegahan atau kejayaan.

Pada burung garuda itu, jumlah bulu pada setiap sayap berjumlah 17, kemudian bulu ekor berjumlah 8, bulu pada pangkal ekor atau di bawah perisai 19, dan bulu leher berjumlah 45. Jumlah-jumlah bulu tersebut jika digabungkan menjadi 17-8-1945, merupakan tanggal di mana kemerdekaan Indonesia diproklamasikan.

Perisai

Perisai yang dikalungkan melambangkan pertahanan Indonesia. Pada perisai itu mengandung lima buah simbol yang masing-masing simbol melambangkan sila-sila dari dasar negara Pancasila.

Pada bagian tengah terdapat simbol bintang bersudut lima yang melambangkan sila pertama Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa. Lambang bintang dimaksudkan sebagai sebuah cahaya, seperti layaknya Tuhan yang menjadi cahaya kerohanian bagi setiap manusia. Sedangkan latar berwarna hitam melambangkan warna alam atau warna asli, yang menunjukkan bahwa Tuhan bukanlah sekedar rekaan manusia, tetapi sumber dari segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.

Di bagian kanan bawah terdapat rantai yang melambangkan sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkait membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.

Di bagian kanan atas terdapat gambar pohon beringin yang melambangkan sila ketiga, Persatuan Indonesia. Pohon beringin digunakan karena pohon beringin merupakan pohon yang besar di mana banyak orang bisa berteduh di bawahnya, seperti halnya semua rakyat Indonesia bisa “berteduh” di bawah naungan negara Indonesia. Selain itu, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke mana-mana, namun tetap berasal dari satu pohon yang sama, seperti halnya keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.

Kemudian, di sebelah kiri atas terdapat gambar kepala banteng yang melambangkan sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Lambang banteng digunakan karena banteng merupakan hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah di mana orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.

Dan di sebelah kiri bawah terdapat padi dan kapas yang melambangkan sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas digunakan karena merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran yang merupakan tujuan utama bagi sila kelima ini.

Pada perisai itu terdapat garis hitam tebal yang melintang di tengah-tengah perisai. Garis itu melambangkan garis khatulistiwa yang melintang melewati wilayah Indonesia.

Warna merah dan putih yang menjadi latar pada perisai itu merupakan warna nasional Indonesia, yang juga merupakan warna pada bendera negara Indonesia. Warna merah melambangkan keberanian, sedangkan putih melambangkan kesucian.

Pita dan Semboyan Negara

Pada bagian bawah Garuda Pancasila, terdapat pita putih yang dicengkeram, yang bertuliskan “BHINNEKA TUNGGAL IKA” yang ditulis dengan huruf latin, yang merupakan semboyan negara Indonesia. Perkataan bhinneka tunggal ika merupakan kata dalam Bahasa Jawa Kuno yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu jua”. Perkataan itu diambil dari Kakimpoi Sutasoma karangan Mpu Tantular, seorang pujangga dari Kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Perkataan itu menggambarkan persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau, ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan, bahasa, serta agama.

Semoga bisa nambah wawasan kita tentang negara tercinta kita ini …

SANG MAHA GURU PESANTREN MAJMA'AL BAHRAIN SHIDDIQIYYAH






CARA MENCINTAI TANAH AIR

Tiap diri manusia itu terdiri dari 2 unsur, yaitu ada unsur yang asli penduduk dunia, yakni jasmani dan ada unsur pendatang dari alam ghoib (yang sebagai tamu), yakni rohani. Jadi yang asli sebagai penduduk dunia adalah jasmani, sedangkan ruhani hanyalah sebagai tamu saja. Karenanya tanah airnyapun berbeda-beda. Jasmani mempunyai tanah air sendiri dan ruhani juga mempunyai tanah air sendiri.

Dan oleh hadis Nabi, kita itu diperintahkan untuk mencintai tanah air.

QOOLA ROSUULULLOHI SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAMA : HUBBUL WATHON MINAL IMAN.

Bersabda Rosululohi s.a.w : Cinta tanah air itu sebagian dari iman.

Oleh karena tanah air itu ada 2 macam, yakni tanah air ruhani dan tanah air jasmani, maka berarti kita juga diperintahkan untuk mencintai tanah air ruhani (tanah air yang abadi) dan juga tanah air jasmani (tanah air yang fana’).

Lalu bagaimana cara mencintai tanah air tersebut? Caranya adalah dengan memakmurkan-nya, yakni memakmurkan dengan amal-amal kebaikan, jangan membuat tanah air menjadi rusak.

Jadi untuk cinta tanah air itu tidak cukup hanya diucapkan saja, seperti mengucap “tanah air yang kucinta”, sebagaimana dalam lagu Indonesia raya. Tetapi juga harus dibuktikan, direalisasikan. Tanpa ada pembuktian atau perealisasian tidaklah ada gunanya.

Orang yang mengaku cinta tanah air, tapi dalam kehidupannya malah membuat kerusakan tanah airnya, yang demikian itu tidak bisa dikatakan cinta tanah air. Dan bila sudah tidak ada rasa cinta tanah airnya, maka bagaimanapun baiknya dan indahnya tanah air, pasti akan dirusak juga atau dibiarkan saja merana atau bahkan dijual.


TANAH AIR

Didalam Alqur-an telah diterangkan bahwa manusia itu diciptakan dari tanah dan air.
WALAQOD KHOLAQNAL INSAANA MIN THIIN

( Almukminun ayat 12 )

Dan sungguh-sungguh kami ciptakan manusia dari sulalah dari THIIN.

Sedangkan THIIN itu adalah satu kesatuan dari tanah dan air.

Dan bagi umat Islam sebenarnya sudah di didik untuk mencintai tanah air, yaitu diajarkan melalui ibadah wudlu. Bukankah setiap umat Islam ketika akan mengerjakan sholat diwajibkan untuk mengerjakan wudlu’ dengan air ?. Sedangkan bila tidak ada air, bukankah diperintahkan untuk bertayamum, yakni bersuci dengan tanah?.

Ini adalah salah satu pendidikan dari Islam, agar cinta tanah air, tidak mengajarkan merusak tanah air.

Dalam Islam juga diajarkan untuk berbuat baik pada tetangga, menghormati tamu dan bicara yang baik.

QOOLA ROSUULULLOHI SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAMA.

MAN KAA-NA YU’MINU BILLAAHI WAL YAUMIL AKHIRI FAL YUKHSIN ILAA JAARIHI, WAMAN KAA-NA YU’MINU BILLAAHI WAL YAUMIL AKHIRI FAL RUK-RIM DLOIFAHU, WAMAN KAA-NA YU’MINU BILLAAHI WAL YAUMIL AKHIRI FAL YAQUL KHOIRON
Bersabda Rosulullohi s.a.w :

Barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, maka berbuat baiklah pada tetanggamu dan barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, maka hendaklah memulyakan tamunya dan barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir maka berkatalah yang baik kepada sesama manusia.

Yang disebut tetangga itu, bisa tetangga antar rumah, antar desa, antar kecamatan, antar kabupaten, antar propinsi, antar negara. Jadi perintah ini juga perintah lintas agama.

Dan dengan hadis ini tahulah kita bahwa :

Bila ada orang Islam yang tidak berbicara baik kepada sesama manusia, maka dinilai bukan sebagai orang yang beriman, begitu juga bila tidak berbuat baik pada tetangga dan tidak menghormati tamu, akan dinilai bukan sebagai mukmin.

Jadi diantara penentu nilai keimanan adalah kemanusiaan. Karenanya keimanan dan kemanusiaan tidaklah boleh lepas dari diri kita dan tidak boleh dipisahkan antara keduanya, sebab itulah rohnya Islam, jiwanya Islam.

Akhirnya,,,, mudah-mudahan kita semua bisa mengamalkan ajaran Islam dan mengamalkan apa yang ada didalam lambang negara dan pembukaan UUD 1945.

Senin, 22 November 2010

SUMPAH PALAPA-SUMPAH PEMUDA-SUMPAH JABATAN

Atas Berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa.
Kita sebagai warga yang peduli dengan tanah air wajib tahu, sumpah apa yang pernah diikrarkan oleh pendahulu bangsa. Tiga sumpah itu yaitu:
1.SUMPAH PALAPA
2.SUMPAH PEMUDA
3.SUMPAH JABATAN PRESIDEN

A.SUMPAH PALAPA OLEH Maha Patih Gajah Mada
Ketika pengangkatannya sebagai patih Amangkubhumi pada tahun 1258 Saka (1336 M) Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang berisi bahwa ia akan menikmati palapa atau rempah-rempah (yang diartikan kenikmatan duniawi) bila telah berhasil menaklukkan Nusantara. Sebagaimana tercatat dalam kitab Pararaton dalam teks Jawa Pertengahan yang berbunyi sebagai berikut:
“ Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa ”

bila dialih-bahasakan mempunyai arti :
“ Beliau, Gajah Mada sebagai patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa, Gajah Mada berkata bahwa bila telah mengalahkan (menguasai) Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa, bila telah mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa ”

B. SUMPAH PEMUDA
Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.

Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua :

PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).

KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).

KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).

Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.

C.SUMPAH JABATAN PEMIMPIN PEMERINTAHAN DI INDONESIA
Dalam pemerintahan Republik Indonesia, seluruh pemimpin pemerintah selalu melaksanakan SUMPAH JABATAN. Sumpah ini selalu diawali oleh kepala pemerintah tertinggi, mulai dari PRESIDEN, dilanjut MENTERI NEGARA, dilanjut lagi GUBERNUR, BUPATI, CAMAT, KEPELA DESA/LURAH. TAK KETINGGALAN KEPALA-KEPALA INSTANSI PEMERINTAH YANG ADA DI INDONESIA.

Berikut isi UUD 1945, TENTANG SUMPAH JABATAN:
Bab III
Pasal 9
Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah
menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh dihadapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai berikut :

Sumpah Presiden (Wakil Presiden ):

"Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik
Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya
dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-undang Dasar dan menjalankan
segala Undang-undang dan Peraturannya dengan seluas-luasnya serta
berbakti kepada Nusa dan Bangsa."

Janji Presiden (Wakil Presiden ):

"Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden
Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan
sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-undang Dasar
dan menjalankan segala Undang-undang dan Peraturannya dengan
seluas-luasnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa.

SEPANJANG SEJARAH TERCAPAINYA KEJAYAAN INDONESIA SENANTIASA DIILHAMI OLEH SEBUAH SUMPAH NASIONAL. SEJAK ZAMAN MOJOPAHIT DENGAN SUMPAH PALAPA, MASA PENJAJAHAN LAHIR SUMPAH PEMUDA, DAN KINI MASA KEMERDEKAAN DALAM NEGARA REPUBLI INDONESIA ADA SUMPAH JABATAN.
TIMBULNYA BERAGAM BENCANA YANG SILIH BERGANTI, SEJATINYA BUKAN KESALAHN ALAM. BUKANLAH ALAM YANG TAK BERSAHABAT PADA MANUSIA, JUSTRU MANUSIALAH SEBENARNYA YANG TAK BERSAHABAT KARENA TIDAK ADA RASA KEMANUSIAAN . LIHATLAH PARA TIKUS TIKUS PELAKSANA NEGARA YANG SUDAHLUPA DENGAN SUMPAHNYA.

SEMOGA BERITA INI DAPAT MENGINGATKAN KITA....!!!!

BILA SUMPAH APAPUN DILANGGAR MAKA TUNGGULAH RESIKONYA.

Minggu, 21 November 2010

MUTIARA Indonesia disampaikan oleh Pemimimpin negara adidaya

Berikut sentilan kenegaraan yang ditujukan oleh orang yang peka dan peduli terhadap kebesaran Indonesia, yang sekarang banyak kita lupakan:
Pidato Presiden Barack Obama
di Auditorium Universitas Indonesia
Depok Jawa Barat
10 November 2010
09:30 WIB


PRESIDEN BARACK OBAMA: Terima kasih, terima kasih, terima kasih banyak, terima kasih untuk anda semua. Selamat Pagi. (tepuk tangan membahana). Sungguh menggembirakan berada disini, di Universitas Indonesia. Kepada para dosen, staf dan mahasiswa, dan kepada Dr. Gumilar Rusliwa Sumantri, terima kabih banyak atas keramahtamahan anda. (tepuk tangan)

Assalamualaikum dan salam sejahtera. Terima kasih untuk sambutan luar biasa ini. Terima kasih kepada rakyat Jakarta dan terima kasih kepada rakyat Indonesia.

Pulang kampung nih. (tepuk tangan bergemuruh). Saya sangat gembira kembali berada di Indonesia dan bahwa Michelle sempat menemani saya. Kami menghadapi beberapa pembatalan tahun ini, tetapi saya bertekad untuk mengunjungi negara yang punya arti sedemikian besarnya untuk saya. Sayangnya, ini merupakan kunjungan yang relatif singkat, tetapi saya berharap bisa datang kembali setahun dari sekarang, saat Indonesia menjadi tuan rumah KTT Asia Timur. (tepuk tangan)

Sebelum saya lanjutkan, saya ingin menyampaikan bahwa pikiran dan doa kami bersama warga Indonesia yang tertimpa tsunami dan letusan gunung berapi baru-baru ini – khususnya mereka yang kehilangan sanak saudara yang mereka cintai dan mereka yang kehilangan tempat tinggal. Dan saya ingin anda semua mengetahui, seperti biasanya, Amerika Serikat mendampingi Indonesia dalam menanggapi bencana alam ini dan kami gembira bisa membantu sesuai kebutuhan. Ketika tetangga membantu tetangga lainnya dan keluarga menampung mereka yang kehilangan tempat tinggal, saya tahu bahwa kekuatan dan keuletan rakyat Indonesia akan membuat anda mampu mengatasinya sekali lagi.

Baiklah saya mulai dengan sebuah pernyataan sederhana: Indonesia bagian dari diri saya. (tepuk tangan). Saya pertama kali datang ke negara ini ketika ibu saya menikah dengan seorang Indonesia bernama Lolo Soetoro. Dan sebagai anak muda, saya — sebagai anak muda saya datang ke dunia yang berbeda. Tetapi rakyat Indonesia secara cepat membuat saya merasa seperti di rumah sendiri.

Jakarta – kini, Jakarta sangat berbeda dengan waktu itu. Kota ini memiliki bangunan-bangunan yang tingginya hanya beberapa tingkat. Ini tahun 1967, ’68 – kebanyakan dari anda belum lahir waktu itu (Obama tertawa). Hotel Indonesia merupakan salah satu dari sedikit gedung tinggi, dan hanya ada satu pusat belanja yang baru dan dinamakan Sarinah. Cuman itu. (tepuk tangan). Becak dan bemo, itulah kendaraan untuk bepergian. Kendaraan ini lebih banyak dari mobil waktu itu. Dan tak ada jalan raya lebar seperti sekarang. Kebanyakan berlanjut dengan jalan yang tidak diaspal dan jalan kampung.

Lalu kami pindah ke Menteng Dalam, dimana – (tepuk tangan) – hai, apakah ada yang dari Menteng Dalam disini. (tepuk tangan). Dan kami tinggal di sebuah rumah kecil. Kami punya pohon mangga di depannya. Dan saya jatuh cinta kepada Indonesia ketika bermain layang-layang, berlari di sepanjang sawah, menangkap capung dan membeli sate dan bakso dari penjaja di jalan. Sate! (Obama tertawa). Saya ingat itu. Bakso! (Obama tertawa lagi). Tetapi yang paling saya ingat adalah orang-orangnya –- laki-laki dan perempuan tua yang menyambut kami dengan senyuman; anak-anak membuat seorang asing merasa bagai seorang tetangga; dan para sahabat dan guru yang membantu saya belajar mengenal negara ini.

Karena Indonesia terdiri dari ribuan pulau, ratusan bahasa dan rakyat yang berasal dari banyak wilayah dan kelompok etnis, waktu yang saya lewatkan disini membantu saya menghargai kemanusiaan bersama dari semua rakyat. Dan meskipun ayah tiri saya, sebagaimana kebanyakan orang Indonesia, dibesarkan sebagai Muslim, ia secara kuat berpendapat bahwa semua agama haruslah dihormati. Dan lewat cara ini — (tepuk tangan) — lewat cara ini, ia mencerminkan semangat toleransi keagamaan yang juga tercantum dalam Konstitusi Indonesia, dan hal itu tetap merupakan ciri-ciri menentukan dan mengilhami dari negara ini. (tepuk tangan).

Saya tinggal disini selama empat tahun –- suatu masa yang membantu membentuk masa kanak-kanak saya; suatu masa yang menyaksikan kelahiran adik perempuan saya yang cantik, Maya; dan suatu masa yang meninggalkan kesan sedemikian mendalamnya pada diri ibu saya sehingga ia selalu kembali ke Indonesia selama dua puluh tahun untuk tinggal, bekerja dan melakukan perjalanan –- memperjuangkan cita-citanya untuk menciptakan peluang di desa-desa Indonesia, khususnya untuk para perempuan dan gadis. Dan saya merasa begitu dihormati – (tepuk tangan) – Saya merasa begitu dihormati ketika tadi malam Presiden Yudhoyono pada acara makan malam memberi sebuah hadiah penghormatan atas nama ibu saya, memberi pengakuan atas karyanya. Dan ia pasti akan sangat bangga, karena ibu saya merasakan kedekatan dengan Indonesia dan rakyatnya sepanjang hidupnya. – (tepuk tangan).

Begitu banyak yang telah berubah dalam empat dekade sejak saya naik pesawat untuk kembali ke Hawaii. Kalau anda tanya saya – atau teman sekelas yang kenal dengan saya waktu itu – saya rasa tak seorang pun dari kami bisa mengantisipasi bahwa suatu hari saya kembali ke Jakarta sebagai Presiden Amerika Serikat. (tepuk tangan). Dan hanya sedikit yang bisa mengantisipasi kisah Indonesia yang luar biasa dalam empat dekade terakhir ini.

Jakarta yang saya pernah kenal kini tumbuh menjadi sebuah kota padat dengan penduduk hampir sepuluh juta, dengan pencakar langit yang membuat Hotel Indonesia tampak kecil, serta pusat-pusat budaya dan perdagangan yang hidup. Sementara teman-teman Indonesia saya dan saya dulu berlari-lari di sawah ditemani kerbau dan kambing – (Obama tertawa) –, sebuah generasi Indonesia yang baru kini terhubung dengan dunia – lewat telepon genggam dan jaringan sosial. Dan sementara Indonesia sebagai sebuah negara muda memusatkan perhatian ke dalam, Indonesia yang kini tumbuh memainkan peranan kunci di Asia Pasifik dan ekonomi global. – (tepuk tangan).

Perubahan ini juga meliputi politik. Ketika ayah tiri saya masih anak-anak, ia menyaksikan ayah dan kakaknya harus meninggalkan rumah mereka untuk berjuang dan gugur demi kemerdekaan Indonesia. Saya gembira berada di sini pada Hari Pahlawan guna menghormati begitu banyak orang Indonesia yang mengorbankan nyawa mereka untuk negara besar ini. (tepuk tangan).

Tatkala saya pindah ke Jakarta, waktu itu 1967, suatu masa yang menyusul penderitaan dan konflik besar di bagian-bagian tertentu dari negara ini. Meskipun ayah tiri saya berdinas di militer, kekerasan dan pembunuhan selama masa pergolakan politik itu tidak saya ketahui karena hal itu tidak dibicarakan oleh keluarga dan teman-teman Indonesia saya. Dalam rumah saya, sebagaimana di banyak rumah lainnya di seluruh Indonesia, hal ini merupakan kehadiran yang tidak terlihat. Indonesia memiliki kemerdekaan, tetapi acapkali mereka takut untuk membicarakan isu-isunya.

Dalam tahun-tahun sesudah itu, Indonesia telah meniti jalannya sendiri lewat transformasi demokratis yang luar biasa –- dari pemerintahan tangan besi ke pemerintahan dari rakyat. Dalam tahun-tahun terakhir, dunia menyaksikan dengan harapan dan ketakjuban, ketika rakyat Indonesia merangkul peralihan kekuasaan secara damai dan memilih langsung para pemimpin mereka. Dan sebagaimana demokrasi anda dilambangkan oleh Presiden dan parlemen anda yang terpilih, demokrasi anda berkesinambungan dan diperkuat lewat pengecekan dan keseimbangan dari sistem demokrasi itu: sebuah masyarakat madani yang dinamis; partai-partai politik dan serikat-serikat; sebuah media yang hidup dan warganegara yang terlibat serta memastikan bahwa – di Indonesia – tidak mungkin akan ada kembali ke masa lalu.

Namun sementara tempat tinggal masa muda saya ini telah mengalami begitu banyak perubahan, hal-hal yang membuat saya mencintai Indonesia — semangat toleransi yang tertulis dalam UUD anda; dan dilambangkan dengan mesjid-mesjid, gereja-gereja dan kuil-kuil anda, yang berdiri berdampingan satu sama lainnya; semangat yang tercermin dalam diri rakyat anda – masih terus hidup. (tepuk tangan). Bhineka Tunggal Ika – persatuan dalam keragaman. (tepuk tangan). Ini merupakan dasar dari contoh Indonesia kepada dunia dan inilah mengapa Indonesia akan memainkan peranan sedemikian pentingnya dalam abad ke-21.

Jadi hari ini, saya kembali ke Indonesia sebagai sahabat, juga sebagai Presiden yang mengusahakan sebuah kemitraan yang dalam dan langgeng di antara kedua negara kita. (tepuk tangan). Karena sebagai negara yang besar dan beragam; sebagai tetangga pada kedua tepian Pasifik dan terutama sebagai demokrasi — Amerika Serikat dan Indonesia sama-sama terikat oleh kepentingan dan nilai-nilai bersama.

Kemarin, Presiden Yudhoyono dan saya mengumumkan sebuah Kemitraan Strategis yang baru antara Amerika Serikat dan Indonesia. Kami meningkatkan hubungan antara kedua pemerintahan di berbagai bidang, dan –- juga sama pentingnya –- kami meningkatkan hubungan di kalangan rakyat kita. Ini merupakan kemitraan yang setara, berakar pada kepentingan bersama dan saling menghormati.

Dengan sisa waktu hari ini, saya ingin membahas mengapa kisah yang saya baru ceritakan — kisah Indonesia sejak masa-masa saya tinggal di sini — sedemikian pentingnya untuk Amerika Serikat dan dunia. Saya fokuskan pada tiga bidang yang saling terkait dan mendasar bagi kemajuan manusia — pembangunan, demokrasi dan agama.

Pertama, persahabatan antara Amerika Serikat dan Indonesia bisa memajukan kepentingan bersama kita dalam pembangunan.

Ketika saya pindah ke Indonesia, sulit membayangkan sebuah masa depan di mana kemakmuran keluarga di Chicago dan Jakarta akan terkait. Tetapi ekonomi-ekonomi kita sekarang global, dan penduduk Indonesia telah mengalami baik potensi maupun ancaman dari globalisasi: dari goncangan akibat krisis financial Asia pada tahun 90an sampai ke jutaan penduduk yang berhasil keluar dari kemiskinan. Itu berarti –- dan kita belajar dari krisis ekonomi baru-baru ini – kita punya taruhan dalam sukses masing-masing.

Amerika punya taruhan dalam Indonesia yang tumbuh, dengan kemakmuran yang terbagi secara luas dikalangan rakyat Indonesia — karena sebuah kelas menengah yang meningkat disini berarti pasar baru bagi barang-barang kami, sebagaimana Amerika menjadi pasar untuk barang-barang anda. Jadi kami melakukan lebih banyak investasi di Indonesia, ekspor kami tumbuh hampir 50 persen dan kami membuka pintu untuk orang Amerika dan Indonesia guna berbisnis satu sama lainnya.

Amerika punya taruhan dalam sebuah Indonesia yang memainkan perannya yang tepat dalam membentuk ekonomi global. Lewat sudah masa-masa di mana tujuh atau delapan negara secara bersama-sama menentukan arah dari pasar global. Itulah sebabnya G-20 kini menjadi pusat kerjasama ekonomi internasional, sehingga ekonomi yang baru muncul seperti Indonesia punya suara yang lebih besar dan menanggung tanggung jawab lebih besar. Dan lewat kepemimpinannya dalam kelompok anti-korupsi G-20, Indonesia harus memimpin di panggung dunia serta menjadi panutan dalam merangkul transparansi dan akuntabilitas. (tepuk tangan).

Amerika memiliki taruhan dalam sebuah Indonesia yang memperjuangkan pembangunan berkesinambungan, karena cara kita tumbuh akan menentukan kualitas kehidupan kita dan kesehatan planet kita. Itulah sebabnya kami mengembangkan teknologi energi bersih yang bisa menggerakkan industri dan melestarikan sumber daya alam Indonesia yang berharga –- dan Amerika menyambut gembira kepemimpinan negara anda dalam usaha global untuk memerangi perubahan iklim.

Di atas segala-galanya, Amerika punya taruhan dalam sukses rakyat Indonesia. Di bawah kepala-kepala berita harian, kita harus membangun jembatan antara rakyat kita karena kita memiliki keamanan dan kemakmuran masa depan secara bersama. Itulah sebenarnya yang sedang kita lakukan –- lewat peningkatan kerjasama diantara ilmuwan dan peneliti kita dan dengan bekerja bersama-sama untuk memupuk kewirausahaan. Dan saya khususnya gembira bahwa kita berkomitmen untuk melipatgandakan jumlah pertukaran mahasiswa Amerika dan Indonesia yang akan belajar di negara kita masing-masing –- (tepuk tangan). Kami ingin lebih banyak mahasiswa Indonesia di sekolah-sekolah kami, dan lebih banyak mahasiswa Amerika datang belajar di negara ini (tepuk tangan). Kami ingin memupuk hubungan baru dan saling pengertian yang lebih mendalam diantara warga muda dalam abad yang masih muda ini.

Ini semuanya merupakan isu-isu yang benar-benar bermakna dalam kehidupan sehari-hari kita. Pembangunan, pada akhirnya, tidak sekadar berkaitan dengan tingkat pertumbuhan serta angka-angka dalam sebuah neraca. Pembangunan berkenaan dengan seorang anak yang bisa belajar ketrampilan yang dibutuhkannya dalam dunia yang sedang berubah. Pembangunan berkenaan dengan sebuah ide bagus yang diberi peluang untuk tumbuh menjadi sebuah bisnis dan tidak dicekik oleh korupsi. Pembangunan berkenaan dengan kekuatan-kekuatan yang telah berhasil mentransformasi Jakarta yang pernah saya kenal –- teknologi, perdagangan, aliran manusia dan barang — yang diterjemahkan kedalam sebuah kehidupan yang lebih baik untuk semua warga Indonesia, untuk semua manusia, sebuah kehidupan yang ditandai oleh harga diri dan kesempatan.

Pembangunan seperti ini tidak bisa dipisahkan dari peran demokrasi.

Saat ini kita kadang kala mendengar bahwa demokrasi menghalangi kemajuan ekonomi. Ini bukan argumen baru. Khususnya di saat perubahan dan ketidakpastian ekonomi, sebagian pihak akan mengatakan bahwa lebih mudah untuk mengambil jalan pintas menuju pembangunan dengan menukar hak azasi manusia dengan kekuasaan negara. Tetapi itu bukan yang saya lihat dari kunjungan saya ke India, dan itu bukan pula yang saya lihat di sini di Indonesia. Pencapaian-pencapaian anda menunjukkan bahwa demokrasi dan pembangunan saling memperkuat satu sama lain.

Seperti demokrasi mana pun, anda pernah mengalami langkah mundur dalam perjalanan anda. Amerika juga tidak berbeda. Konstitusi kami sendiri menyebutkan upaya untuk membentuk “sebuah persatuan yang lebih sempurna”, dan itu adalah perjalanan yang telah kami tempuh sejak itu. Kami mengalami Perang Saudara dan kami berjuang untuk memperluas hak-hak bagi semua warga negara kami. Tapi upaya ini pula yang telah membuat kami lebih kuat dan lebih makmur, selagi juga menjadi masyarakat yang lebih adil dan bebas.

Seperti negara-negara lain yang pernah dijajah pemerintah kolonial di abad lalu, Indonesia telah berjuang dan berkorban demi hak untuk menentukan nasib sendiri. Inilah makna Hari Pahlawan – sebuah Indonesia yang merupakan milik warga Indonesia. Tapi anda juga pada akhirnya memutuskan bahwa kebebasan tidak berarti menggantikan tangan besi pemerintah kolonial dengan tangan besi sendiri.

Tentu saja demokrasi itu tidaklah rapi. Tidak semua orang menyukai hasil setiap pemilihan. Anda mengalami kemajuan dan kemunduran. Tetapi perjalanan yang anda tempuh ini tetap layak, dan lebih dari sekadar mengisi kotak suara dalam pemilihan. Perlu ada lembaga kuat untuk mengawasi kekuasaan – konsentrasi kekuasaan. Perlu ada pasar-pasar terbuka guna memungkinkan individu-individu untuk maju. Perlu ada pers bebas dan sistem keadilan yang independen untuk menghapus penyalahgunaan dan ekses, serta untuk menagih akuntabilitas. Perlu ada masyarakat yang terbuka dan warga negara yang aktif untuk menolak ketimpangan dan ketidakadilan.

Ini adalah kekuatan-kekuatan yang akan memajukan Indonesia. Dan akan harus ada penolakan terhadap toleransi pada korupsi yang menghalangi kesempatan; juga komitmen terhadap transparansi yang memberi setiap warga Indonesia kepentingan dalam pemerintahan; dan keyakinan bahwa kebebasan rakyat Indonesia – yang telah diperjuangkan rakyat Indonesia adalah hal yang mempersatukan negara besar ini.

Itulah pesan dari rakyat Indonesia yang telah memajukan kisah demokratis ini – mulai dari mereka yang bertarung dalam Perang Surabaya tepat 55 tahun lalu hari ini hingga para mahasiswa yang berdemo secara damai untuk demokrasi di tahun 1990-an; juga para pemimpin yang telah merangkul transisi kekuasaan secara damai di abad yang masih muda ini. Karena pada akhirnya, hak warga negaralah yang akan menyatukan Nusantara yang luar biasa dan menjangkau dari Sabang hingga Merauke ini – sebuah ketetapan hati – (tepuk tangan) – sebuah ketetapan hati agar setiap anak yang lahir di negara ini akan diperlakukan sama, terlepas dari asal-usulnya apakah dari Jawa atau Aceh; dari Bali atau Papua. (tepuk tangan). Bahwa semua orang Indonesia memiliki hak yang sama.

Upaya tersebut terlihat pula dari contoh yang kini ditunjukkan Indonesia di luar negeri. Indonesia mengambil inisiatif untuk mendirikan Forum Demokrasi Bali, sebuah forum terbuka bagi negara-negara untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik untuk memupuk demokrasi. Indonesia juga telah berada di garda depan dalam upaya menuntut perhatian lebih banyak terhadap HAM di ASEAN. Negara-negara di Asia Tenggara harus memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri, dan Amerika Serikat sangat mendukung hak tersebut. Tetapi rakyat Asia Tenggara juga harus memiliki hak untuk menentukan nasib mereka sendiri. Dan itu sebabnya kami mengutuk pemilihan di Burma baru-baru ini yang tidak bebas dan adil. Itu sebabnya kami mendukung masyarakat madani anda yang kuat untuk bekerja sama dengan rekan setara anda di seluruh kawasan ini. Karena tidak ada alasan mengapa rasa hormat terhadap HAM harus berhenti di perbatasan sebuah negara.

Bergandengan tangan, inilah makna pembangunan dan demokrasi, bahwa nilai-nilai tertentu bersifat universal. Kemakmuran tanpa kebebasan adalah bentuk lain kemiskinan. Karena ada aspirasi yang dirasakan umat manusia –- kebebasan untuk mengetahui bahwa pemimpin anda bertanggung jawab kepada anda, dan bahwa anda tidak akan dipenjara karena ketidaksepakatan dengan mereka; kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dan untuk dapat bekerja dengan martabat; kebebasan untuk beribadah tanpa rasa takut atau pembatasan.

Itu adalah nilai-nilai universal yang harus dipraktekkan di mana pun. Sekarang, agama adalah topik terakhir yang ingin saya bicarakan hari ini, dan –- seperti demokrasi dan pembangunan – agama adalah unsur fundamental dalam kisah Indonesia.

Seperti negara-negara Asia lain yang saya kunjungi dalam perjalanan ini, Indonesia sangat spiritual -– tempat di mana orang menyanjung Tuhan dengan banyak cara berbeda. Bersamaan dengan keragaman yang kaya raya ini, Indonesia juga memiliki populasi Muslim terbesar –- sebuah fakta yang saya temui sebagai anak kecil ketika saya mendengar panggilan untuk shalat di seluruh Jakarta.

Seperti halnya individu tidak hanya didefinisikan oleh kepercayaannya, Indonesia juga tidak hanya didefinisikan oleh populasi Muslimnya. Tapi kita juga tahu bahwa hubungan antara Amerika Serikat dan masyarakat Muslim telah tercerai berai selama bertahun-tahun. Sebagai Presiden, saya menjadikan upaya memperbaiki hubungan ini sebagai prioritas. (tepuk tangan). Sebagai bagian upaya tersebut, saya pergi ke Kairo bulan Juni lalu dan saya menyerukan sebuah awal baru antara Amerika Serikat dan Muslim di seluruh dunia -– yaitu awal yang membentuk jalan bagi kita untuk mengatasi perbedaan antara kita.

Waktu itu saya mengatakan, dan saya mengulanginya sekarang, bahwa tidak ada satu pidato tunggal yang dapat menghilangkan rasa tidak percaya yang terpupuk selama bertahun-tahun. Tapi saya yakin waktu itu, dan saya juga yakin hari ini, bahwa kita punya pilihan. Kita dapat memilih untuk dicirikan oleh perbedaan-perbedaan kita, lalu menyerah kepada semua masa depan penuh kecurigaan dan rasa tidak percaya. Atau kita dapat memilih untuk bekerja keras mencari persamaan, dan membuat komitmen untuk terus mengejar kemajuan. Dan saya dapat menjanjikan kepada anda – bahwa kemunduran apapun yang timbul, Amerika Serikat berkomitmen terhadap kemajuan manusia. Itu adalah kami. Itu yang sudah kami lakukan. Dan itu yang akan kami kerjakan. (tepuk tangan).

Sekarang, kami tahu betul isu-isu yang telah menimbulkan ketegangan selama bertahun-tahun – dan ini adalah isu-isu yang telah saya ungkapkan di Kairo. Selama 17 bulan terakhir setelah penyampaian pidato tersebut, kita telah mencapai kemajuan, tapi kita masih punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Warga negara sipil di Amerika, Indonesia, dan di seluruh dunia masih menjadi target ekstremisme keras. Saya telah perjelas bahwa Amerika bukan, dan tidak akan pernah, berperang dengan Islam. Tetapi kita semua harus bekerja sama untuk mengalahkan al Qaida dan sekutu-sekutunya, yang tidak berhak mengaku sebagai pemimpin agama mana pun – dan sudah pasti bukan pemimpin agama dunia yang besar seperti Islam. Tapi mereka yang ingin membangun tidak boleh mengalah kepada teroris yang ingin merusak. Dan ini bukan tugas Amerika semata. Di sini di Indonesia, anda bahkan telah mencapai kemajuan dengan menangkapi ekstremis dan memerangi kekerasan.

Di Afghanistan, kami terus bekerja sama dengan sebuah koalisi negara-negara untuk membangun kapasitas pemerintah Afghanistan guna mengamankan masa depan mereka. Kepentingan bersama kami adalah membangun perdamaian di sebuah daerah yang hancur akibat perang -– perdamaian yang tidak memberikan tempat berlindung bagi kaum ekstremis keras, dan yang memberi harapan bagi rakyat Afghanistan.

Sementara itu, kami juga telah mencapai kemajuan dalam salah satu komitmen utama kami – yaitu upaya untuk mengakhiri perang di Irak. Hampir seratus ribu tentara Amerika kini telah meninggalkan Irak, di masa kepresidenan saya. (tepuk tangan). Rakyat Irak mengemban tanggung jawab penuh atas keamanan mereka. Dan kami akan terus mendukung Irak dalam upaya mereka membentuk pemerintah yang inklusif, dan kami akan memulangkan semua tentara kami.

Di Timur Tengah, kami telah menghadapi awal buruk dan kemunduran, tapi kami tidak menyerah dalam memperjuangkan perdamaian. Rakyat Israel dan Palestina telah memulai kembali pembicaraan langsung antar mereka, tapi hambatan-hambatan besar masih ada. Jangan ada ilusi bahwa perdamaian dan keamanan akan datang dengan mudah. Tapi jangan ada keraguan: Amerika akan berupaya penuh untuk mencapai hasil yang adil, dan ini adalah kepentingan semua pihak yang terlibat — dua negara, Israel dan Palestina, hidup berdampingan dalam damai dan keamanan. Itu adalah tujuan kami. (tepuk tangan).

Taruhannya tinggi dalam memecahkan semua isu ini. Karena dunia kita semakin kecil dan sementara kekuatan-kekuatan yang menghubungkan kita juga menciptakan peluang dan kekayaan yang besar, kekuatan-kekuatan tersebut juga memberdayakan mereka yang berniat menghambat kemajuan. Satu bom di sebuah pasar dapat menghancurkan maraknya perdagangan harian. Satu kabar angin yang dibisikkan dapat menutupi kebenaran, dan memicu kekerasan antar masyarakat yang sebelumnya hidup bersama dalam damai. Di masa perubahan cepat dan perbenturan budaya ini, apa yang kita miliki bersama sebagai umat manusia terkadang bisa hilang.

Tapi saya percaya bahwa sejarah Amerika dan Indonesia bisa memberi kita harapan. Ini adalah kisah yang tertulis dalam moto nasional kita. Di Amerika, moto kami adalah E pluribus unum – dari banyak, muncul satu. Bhinneka Tunggal Ika – persatuan dalam keragaman. (tepuk tangan). Kita adalah dua negara yang telah menempuh jalur berbeda. Tetapi kedua negara kita menunjukkan bahwa ratusan juta yang memiliki keyakinan berbeda dapat dipersatukan dalam kebebasan di bawah satu bendera. Dan kita kini sedang membangun berdasarkan kemanusiaan bersama ini –- melalui orang-orang muda yang akan belajar di sekolah-sekolah di kedua negara kita; melalui para wirausahawan yang memperkuat ikatan yang dapat membawa kemakmuran yang lebih besar; dan melalui penerimaan kita atas nilai-nilai demokrasi yang mendasar dan aspirasi umat manusia.

Sebelum saya datang kesini, saya mengunjungi masjid Istiqlal -– sebuah tempat ibadah yang dulu masih dibangun ketika saya tinggal di Jakarta. Saya mengagumi menaranya yang tinggi, kubahnya yang besar, dan ruang dalamnya yang menyambut pengunjung. Tapi nama dan sejarahnya juga mewakili apa yang menjadikan Indonesia besar. Istiqlal berarti kemerdekaan, dan konstruksinya sebagian adalah kesaksian dari perjuangan negara ini untuk mendapat kebebasan. Selain itu, rumah ibadah bagi ribuan umat Muslim dirancang oleh seorang arsitek Kristen. (tepuk tangan).

Itulah jiwa Indonesia. Itulah pesan dari falsafah inklusif Indonesia, Pancasila. (tepuk tangan). Di seluruh nusantara yang menyimpan sejumlah ciptaan Tuhan yang paling indah, muncul pulau-pulau di atas samudera yang dinamai untuk kebebasan, dan rakyat yang memilih cara beribadah kepada Tuhan sesuai keinginan mereka. Islam berkembang, demikian pula agama-agama lain. Pembangunan diperkuat oleh kemunculan demokrasi. Tradisi lama bertahan, meski negara bergerak maju sebagai kekuatan yang menanjak.

Itu bukan berarti Indonesia tidak memiliki cacat. Tidak ada satupun negara yang sempurna. Tapi di sini kita dapat menemukan kemampuan untuk menjembatani perbedaan ras dan kawasan dan agama –- melalui kemampuan untuk melihat diri anda sendiri dalam semua individu. Sebagai seorang anak berketurunan banyak ras dan datang kemari dari negeri jauh, saya menemukan semangat ini dalam sambutan yang saya terima ketika pindah kesini: Selamat Datang. Sebagai seorang Kristen yang mengunjungi masjid dalam lawatan ini, saya menemukannya dalam kata-kata seorang pemimpin yang ditanyai mengenai kunjungan saya ini dan ia mengatakan “Muslim juga diizinkan mengunjungi gereja. Kita semua adalah umat Tuhan.”

Percikan kebijakan itu hidup dalam diri kita semua. Kita tidak dapat mengalah pada keraguan atau sikap sinis atau keputusasaan. Kisah Indonesia dan Amerika harus membuat kita optimis, karena menunjukkan kepada kita bahwa sejarah berada di sisi kemajuan manusia; bahwa persatuan lebih kuat daripada perpecahan; dan bahwa rakyat dunia ini dapat hidup bersama dalam damai. Semoga kedua negara kita dengan bekerja bersama, dengan keyakinan dan ketetapan hati, berbagi kebenaran ini dengan semua umat manusia.

Sebagai penutup, saya mengucapkan kepada seluruh rakyat Indonesia: terima kasih atas. Terima kasih. Assalamu’alaikum. Thank you. (tepuk tangan membahana)

Pidato berakhir pada pukul 10:31 WIB

Jumat, 19 November 2010

HUT KEMERDEKAAN BANGSA INDONESIA (ini baru benar)

PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain¬lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, Hari 17 Bulan 8 Tahun ’05*
Atas Nama Bangsa Indonesia
Soekarno – Hatta
*) Tahun ’05 singkatan tahun Jepang 2605, sama dengan tahun Masehi 1945

HUT KEMERDEKAAN R.I. YANG SALAH

PROKLAMASI
KAMI REPUBLIK INDONESIA
DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
HAL-HAL MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN
AKAN DISELENGGARAKAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT-
SINGKATNYA
Jakarta, 17 Agustus 45
atas nama Republik Indonesia

Soekarno-Hatta